Tuesday 7 September 2010

Life is Like a Box of Chocolates


Beberapa dari kita mungkin udah gak asing dengan film yang dibintangin sama Tom Hanks ini, aktor kawakan yang udah banyak banget ngeraih Oscar, Academy Awards, ato awards-awards yang laen..

Tp gw, bener-bener baru sempet ntn film ini kemaren.. Emang gw seorang filmmaker yang paling males ntn film drama, yang nantinya cuma bikin gw jadi seorang obyek yang ditonton ama laptop.. Tapi dengan daya persuasi yang tinggi, pacar gw sukses mengajak gw berkomunikasi lewat film ini..

Yakh, bener banget bahwa film memang media untuk berkomunikasi.. Apakah komunikasi itu terjadi dua arah? Sebenernya kita sedang dikhotbahi tentang nilai-nilai kehidupan sama Robert Zemeckis sang sutradara, dan memang semuanya berjalan dengan cair dan bisa gw tangkep semua maksudnya..

Gw yang terbiasa nonton film-film suspense, atau thriller pun sedikit-sedikit, mulai menikmati alur-alur penceritaan film ini.. Kl gw bilang film ini bagus karena plotnya, gaya, dan memang karakernya tiap tokohnya kuat.. Tapi untuk review memang lebih baik gw posting di blog reviewan film gw, dan gw fokus untuk melihat fenomena komunikasi yang terjadi dalam film ini..

Okey, film ini memperlihatkan gimana Forrest (Tom Hanks) seorang yang dilahirkan polio dan susah jalan bisa jalan dengan normal dan berlari karena faktor Jenny, seorang perempuan yang pertama kali ditemuinya ketika naik bis sekolah dan akhirnya sejak saat itu mereka berteman baik, dan Forrest jatuh cinta kepada Jenny..

Banyak hal yang dilakuin Forrest untuk Jenny, dia memang seorang yang bisa dibilang memiliki keterbelakangan cara berfikir.. Namun karena Jenny menanamkan banyak memori baik kepadanya, dia selalu mengingat segala yang dikatakan oleh Jenny.. Sampai-sampai dia mengelilingi Amerika tanpa tujuan, karena Jenny sempat berkata kepadanya, "Berlarilah.. teruslah berlari ketika kau ada masalah"

Sebuah ucapan, kata-kata, dan penuh impresi, datang dari setiap tokoh di film ini.. Bagaimana manusia dapat saling berkomunikasi dengan baik satu sama lain.. Semua terjalin begitu rapi, dan tentunya film ini adalah salah satu film yang gw rekomendasiin buat ditonton..

Gw nonton film ini aja sempet bikin mata ini agak panas.. Mungkin gw terlalu menye-menye kaya pacar gw bilang, tapi gw merasa hubungan antara Jenny dan Forrest walo terpisah jarak dan ruang tetap dapat terbina..

Forrest dan Jenny tidak pernah berbicara secara langsung, surat-surat Forrest untuk Jenny pun semua kembali kepadanya karena alamat rumah Jenny yang udah pindah, tapi tetap ada 'kedekatan', 'keintiman', dan 'rasa' diantara mereka.. Tak butuh untuk berkomunikasi secara rutin bagi Forrest untuk mencintai Jenny..

Seandainya di waktu itu udah ada Twitter, mungkin twit Forrest gak jauh-jauh berbunyi :
"@forrestgump Uuhh rasanya pengen cepet-cepet ketemu Jenny nih, kangen!"

Atau dia bisa foursquarean...
"Lagi diantara ranjau-ranjau dan serangan senapan mesin Vietnam (@Vietnam War Stage)

Dan foto-foto perangnya langsung di Upload di FB... :D

Well, Forrest Gump memberikan banyak inspirasi, mulai dari "Janji adalah Janji", "Penghormatan, Cinta, dan Ketulusan", serta "Pantang Menyerah".. Klise memang, tapi cerita berjalan sangat dinamis..

"Life is like a box of chocolates"

No comments:

Post a Comment